Mengungkap Fakta Dibalik Berita

Keluarga Jakfar dan Imron Dikenal Warga Sangat Tertutup 

0

PALEMBANG, rakyatrepublika.com-
Terduga teroris Suwarto alias Abu Jakfar yang dibekuk oleh Densus 88 Antiteror di Desa Lecah, Kecamatan Lubay Ulu, Kabupaten Muaraenim, dikenal warga sebagai pribadi yang tertutup. karena Seluruh keluarganya pun tidak ada yang bersosialisasi dengan warga sekitar di tempat tinggalnya, di Jalan Lapangan Kerikil, Kampung Suka Damai, Lorong Perdamaian, RT 73 Rw 14, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarame, Palembang.

Berdasarkan dari pantauan dilapangan, rumah Abu Jakfar berdiri di atas tanah kurang lebih 10x 15 meter. Bangunan rumah bertembok batako tanpa diplester semen dan tidak bercat, dan Terlihat atap rumah yang terbuat dari  genting pun tampak seperti hampir roboh karena bagian tengahnya sudah melengkung ke bawah.

Ketika rumahnya disambangi rumah terduga teroris, Senin (11/12/2017), disambut seorang wanita berjilbab hitam dan mengenakan cadar hitam yang hanya berbicara lewat celah pintu yang dibukanya sedikit.

“Maaf ya, saya tidak bisa menerima tamu, karena Menurut aturan kami, bila tidak ada laki-laki didalam rumah tidak diperbolehkan tamu masuk ke rumah, sekali lagi saya meminta maaf kepada mas dan mba nya,” ujarnya seraya menutup pintu.

Sementara Ketua RT 73, Mashur (60) mengatakan, keluarga Abu Jakfar sudah mendiami rumah tersebut sejak tiga tahun lalu. Abu Jakfar dan keluarganya memang sangat tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga di sekitar. “Kalau ada acara dia tidak pernah mau membaur. Kalau ada hajatan, meskipun sudah diundang, mereka tidak datang,” ujarnya, Senin (11/12/2017).

Masih dikatakan Mashur, keseharian kelaurga tersebut diketahui berjualan keripik singkong yang dibuatnya dan dijualnya sendiri ke warung-warung dan pasar. Namun sang suami sangat sering bepergian hingga berhari-hari tidak pulang. Sementara sang istrinya yang berjualan. ” Saking tertutupnya, saya tidak tahu siapa nama istri Suwarto. Wajahnya pun tidak tahu karena bercadar,” jelasnya.

Berdasarkan penuturan Mashur, Abu Jakfar tinggal bersama istri, dan enam anak, serta satu kerabat wanita paruh baya yang tidak diketahui pasti apa hubungannya. ” Anaknya ada yang masih kecil umur tiga tahun, lalu kisaran SD umur tujuh tahun, sembilan tahun, ada yang seumuran SMP, lalu tiga yang sudah agak dewasa,” ujarnya.

Dirinya berujar, dari enam anak Abu Jakfar diketahui tidak ada yang bersekolah. Dua diantaranya diketahui dipesantrenkan di daerah Muaraenim, tempat Abu Jakfar diciduk Densus 88.

Saat ditangkap pun, Abu Jakfar tengah bersama kedua anaknya. Namun anaknya dilepas oleh petugas polisi karena masih kecil. “Keluarganya rajin beribadah. Rumahnya pun sering ramai kegiatan, tapi tidak tahu ngapain karena tertutup rapat,” ujarnya.

Diketahui tiga anaknya pun sempat mengikuti pengajian di masjid sekitar rumahnya. Namun sejak setahun lalu tak lagi ikut pengajian karena telah dibawa ke pondok pesantren. “Salat Jumat pun kadang terlihat. Ya perbandingannya sekali dalam 10 kali salat Jumat, salah satu anaknya terlihat salat di masjid sekitar,” ujarnya.

Mashur pun mengungkapkan, dirinya telah mengetahui salah satu warganya telah menjadi target operasi kepolisian sejak satu tahun lalu. Namun dirinya tidak mengetahui pasti siapa target tersebut sebelum rumah Abu Jakfar digeledah polisi pada Minggu (10/12/2017). “Setahun lalu saya di panggil ke Kantor Camat, ada orang mengaku dari Mabes Polri mengatakan ada target operasi di lingkungan saya. Saya diminta membantu untuk membantunya,” tambahnya.

Saat penggeledahan, lima polisi berpakaian preman menyerbu rumah Abu Jakfar. Dari yang diketahuinya, polisi membawa sejumlah barang bukti dari rumah tersebut berupa buku dan paspor milik terduga teroris.

Sementara itu, Imron alias Abu Hasan, terduga teroris yang diringkus di kediamannya Komplek Graha Persada 4, RT 22 Kelurahan Talang Keramat, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin pun dinilai tertutup dari masyarakat. Lurah Talang Keramat, Zainudin mengatakan, sehari-hari Imron berjualan menjajakan kue di sekitar rumahnya. Diketahui, Abu Hasan telah mengontrak di rumah tersebut sejak tiga tahun lalu.

“Orangnya kurang bersosialisasi tapi tidak terlalu tertutup. Warga tidak curiga karena sebagian besar disini juga pendatang,” ujarnya.

Dirinya pun mengungkapkan tidak mencurigai Abu Hasan karena aktifitasnya pun tidak ada yang mencurigakan. Bahkan berdasarkan dari pantauan, pasca penggerebekan rumah tersebut kini telah dipasang garis polisi dan dijaga 24 jam oleh petugas kepolisian.

Reporter : Meyda Sari
Editor   : Arman
Posting  : Angga

Leave A Reply

Your email address will not be published.