Mengungkap Fakta Dibalik Berita

15 Andikpas Laksanakan UNBK di SMA Negeri 11 Palembang

0

PALEMBANG, rakyatrepublika.com-
Sebanyak 15 Andikpas (Anak Didik Lapas) Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas 1A Pakjo Palembang melaksanakan UNBK di SMA Negeri 11 Palembang. Mereka yang berada di lembaga pemasyarakatan ini ada yang tersandung kasus pencurian, narkoba, pembunuhan, hingga melarikan anak gadis orang. Namun siapa mengira, karena merasa dulunya pernah melakukan kesalahan, para remaja ini lantas tak berhenti sekolah. Hingga mereka mampu bertarung pada Ujian Nasional (UN) yang merupakan penentu kelulusan dan kesempatan mereka untuk memperbaiki diri di masa depan.

Para Andikpas ini mengikuti UNBK di SMA Negeri 11 Palembang dikawal oleh dua petugas dari LPKA kelas 1A Pakjo Palembang. Dengan santun para siswa ini menyalami seorang guru yang menyambut mereka turun dari mobil. Rupanya sang guru terbiasa mengajar mereka di lingkungan Lapas sendiri. Bahkan saat akan dibrefing sebelum ujian pun mereka tetap tertib. Di leher mereka tergantung kartu tanda pengenal peserta UN yang akan besiap memasuki sesi 3.

“Mereka percaya masa depan masih panjang. Maka itu semua mau ikut UN, dan memang dapat jadwal di sesi terakhir,” kata Kepala Lapas, Budi Yuliarno sembari menyebutkan bahwa pihak tidak pernah memaksa mereka untuk lanjut sekolah, namun tak henti memotivasi mereka kalau masa depan mereka masih panjang.

Budi pun menyampaikan bahwa semua Andikpas berasal dari berbagai sekolah dan daerah yang menyatu dalam ruangan dan membaur dengan siswa lain dari SMAN 11 Palembang. “Kalau yang masih berstatus tahanan ada tujuh anak. Lalu delapan lagi sudah bebas, tapi tetap mengikuti sekolah disini,” jelasnya.

Budi menerangkan, Terkait masa hukuman, jika lamanya mereka ditahan tergantung dari kasus masing-masing. Biasanya paling ringan satu tahun, dan ada juga yang sampai 5-10 tahun. “Maunya kita setelah mereka lulus SMA ini bisa lanjut ke perguruan tinggi. Atau bisa juga mengembangkan keahlian untuk berwirausaha. Jangan sampai setelah keluar dari Lapas mereka kehilangan arah dan bisa berbuat kriminal lagi,” ujarnya.

Untuk memberikan pembelajaran para andikpas, Budi menjelaskan pihaknya selalu mendatangkan guru ke Lapas. Mulai dari jenjang SD hingga SMA. Tergantung dari sekolah Fillial yang ditentukan.

“Kita lihat cukup dari semangatnya, Walaupun Andikpas berbeda dengan siswa lain dalam hal belajar dengan keterbatasan tempat dan sarana prasarana, namun pendidikan menjdi satu hal yang utama,” pungkasnya.

Reporter : Hasan Basri
Editor      : Arman

Leave A Reply

Your email address will not be published.