Mengungkap Fakta Dibalik Berita

Nekat Jadi Kurir Antar Sabu Karena Tidak Ada Pekerjaan, Berakhir Dijeruji Besi!

PALEMBANG, RakyatRepublika – Dengan kepala tertunduk lesu, diborgol dengan mengunakan baju tahanan Narkoba Polestabes Palembang dan menyesali perbuatannya kedua kurir sabu asal provinsi Aceh ini mengaku terpaksa mengantar sabu sebanyak 4.134 gram dari Aceh ke Palembang, hanya lantaran tidak memiliki pekerjaan.

Hal ini diungkap keduanya Muhammad Akhyar (28) warga jalan Beureuleueng Kelurahan Beureuleueng Kecamatan Grong Grong Kabupaten Pidie dan temannya Ikhwan (32), warga Dusun Aloe Those Kelurahan Mata Le Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireun Provinsi Aceh, saat perkara kedua digelar oleh Kapolrestabes Palembang, Kamis (6/11/2025), siang.

“Terpaksa pak kami mengantar sabu ini. Karena kami berdua tidak ada pekerjaan. Kanit mengenal SR di kota Jakarta tiga bulan terakhir. Karena SR banyak uang, saat itu saya meminta pekerjaan kepada SR. Dan oleh itulah kami pada Minggu (2/11/2025), menelepon SR meminta pekerjaan dan diberikan perkejaan mengantar barang haram tersebut,”Ungkap Keduanya ketika ditanya Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono didampingi Kasat Narkoba Kompol Faisal Manalu.

BACA JUGA  Polisi Lumpuhkan DPO Kasus Curanmor

Akhyar mengaku, dari Provinsi Aceh menuju kota Pekan Baru keduanya (ia danIkhwan) mengunakan bus dan saat itu di kawal oleh SR. ” kami dari Aceh menuju Pekan Baru naik Bus pak. Saat itu kami di kawal oleh SR. Dan kami diberitakan uang tiap paket 1 juta, dengan total Rp 4 juta,” bebernya.

Sesampai di kota Pekan Baru, lanjut Akhyar, saat itu pengawalan dari SR dilepas. Lalu mereka melanjutkan perjalanan menuju ke Palembang mengunakan bus. ” kami dilepas SR di Pekan Baru. Sampai sana kami diberikan Upah total Rp 4 juta. Nah dari pekan Baru menuju Palembang, setiap satu paket kembali kami diberikan Upah Rp 1 juta. Jadi uang upah keseluruhan yang kami terima Rp 8 juta sampai Palembang, ” katanya.

BACA JUGA  Kapolri Periksa Sarana Prasarana di Mako Brimob Saat Apel Kesiapan Tanggap Bencana

Meski begitu, tidak mendapatkan pengawalan lagi dari SR. Lebih jauh Akhyar mengatakan, keduanya pun dipantaun mengunakan aplikasi Biru (CG-red), ‘Kami berkomukasi aplikasi biru pak (CG-red) aplikasi ini seperti WhatsApp, namun pergerakan kami di monitor,’ bebernya.

Sesampai dikota Palembang, kedua pun mulai gerah karena keduanya sudah mengetahui bahwa ada petugas yang mengintai di Terminal Karya Jaya hingga Cek In di kamar Hotel. ” Mau gimana lagi pak, terpaksa menyerah,’ tutup keduanya menyesali perbuatannya mereka. (Mella).