Pengamat Politik Katakan Tak Bisa Saling Tuding Tentang Hanura Yang Gagal ke Senayan
JAKARTA, rakyatrepublika.com-
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dipastikan gagal lolos ke Senayan, karena perolehan suaranya di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar empat persen, seharusnya kedua petinggi Hanura saling koreksi untuk evaluasi di pemilu 2024.
“Kalah dalam kotentasi politik pemilu 2019, lalu saling menyalahkan itu biasa. Saling tuding itu biasa bagi kelompok-kelompok yang kalah. Bahkan ada yang menuding secara membabi-buta,” tegas pengamat politik dari UIN Syahid Jakarta, Adi Prayitno, Minggu (19/5/2019).
Selain itu kata Adi, akan mencari kambing hitam atas kekalahan. “Itulah yang terjadi ddengan Hanura. Mestinya masing-masing pihak saling evaluasi, kenapa Hanura gagal ke DPR RI?” ujarnya mempertanyakan.
Sebab, lanjut Adi Prayitno, saling menuding kesalahan itu jelas tidak produktif. Hanura masih bisa diselematkan, khususnya untuk persiapan menghadapi pemilu 2024.
“Tak ada kekalahan hanya dibebankan pada satu orang, pasti kesalahan itu terjadi secara kolektif. Dimana seluruh unsur kepemimpinan Hanura dari Pusat (DPP) hingga Daerah (DPD dan DPC) Hanura ikut bertanggung jawab, sehingga saling tuding hanya akan memperkeruh politik internal Hanura,” pungkasnya.
Sementara dalam sistem perhitungan (situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hanura hanya memperoleh sekitar 1.8 persen suara dalam pemilu 2019 ini. Sedangkan ambang batas parlemen sebesar empat persen.
Reporter : Achmad Munif