Mengungkap Fakta Dibalik Berita

Yenny Wahid: Tantangan Jokowi Adalah Hadapi Hoaks dan Radikalisme

JAKARTA, rakyatrepublika.com-

Pasca pilpres 17 April 2019 dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo – Ma;ruf Amin sebagai pemenang, maka ini satu tahapan demokrasi luar biasa yang sudah dilalui dengan baik, dan aman, yang harus terus dipelihara ke depan.

“Namun, tantangan lima tahun ke depan masih besar, diantaranya menyatukan, menyadarkan, dan menjadikan akal sehat dalam membangun bangsa ini di tengah maraknya berita hoaks, intoleransi, radikalisme, dan politik identitas,” demikian Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid dalam silaturahmi dan buka puasa bersama Relawan Konsorsium Kader Gus Dur (KKGD) di Kalibata, Jakarta, Rabu (29/5/2019) malam.

Sebab, dalam pilpres kali ini pihak yang kalah belum bisa legowo atau move on, dan itu terjadi di seluruh dunia. Termasuk di Amerika Serikat, Perancis, dan lain-lain. Hal itu menjadi fenomena global yang didorong antara lain oleh berita-berita hoaks.

BACA JUGA  Kebakaran Hanguskan Rumah dan Bedeng di Tuan Kentang

“Bayangkan hasil survei di 27 negara di dunia, terdapat 65 persen masyarakatnya percaya berita hoaks. Sehingga dalam kondisi itu tak perlu lagi fakta-fakta, data-data yang benar, karena yang berbicara adalah emosi. Jadi, emosi masyarakat akibat hoaks, radikalisme, dan intoleransi akhir-akhir ini menjadi tantangan ke depan,” ujarnya.

Karena itu, Yenny meminta seluruh kader Gus Dur, dan nahdliyin di seluruh Indonesia bisa membantu pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, agar mampu membawa ‘kapal besar’ bernama Indonesia ini.

Selanjutnya, kata Yenny, semua bisa mengawal dan memeprjuangkan aspirasi masyarakat dimana anak-anak bisa mengembangkan potensi dirinya di sekolah, berprestasi, keluarga hidup sehat, aman, nyaman, dan menghilangkan ketidakadilan atau kedzaliman dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BACA JUGA  PT PLN Unit Induk Pembangkit Sumbagsel Lakukan Vaksinasi Untuk Pegawai

Dengan demikian Jokowi – Ma’ruf Amin sudah menjadi pemimpin seluruh rakyat Indonesia, yang berjumlah sekitar 268 juta jiwa. Dimana kata Yenny, semuanya menjadi kewajiban pemerintah untuk memajukan, mensejahterakan, maju, adil, makmur dan bersatu sebagai bangsa Indonsia.

Untuk itu, Yenny berharap google, facebook, twitter, instagram, Wahatsapp (WA) dan media sosial lainnya mampu menyaring berita-berita hoaks, bohong, fitnah, ujaran kebencian, radikalisme, dan sebagainya, agar bangsa ini tidak terpecah-belah.

“Bagaimana pun caranya medsos itu harus mampu menyaring berita-berita yang menyesatkan agar masyarakat tetap bersatu dan hidup damai di NKRI tercinta ini. Itulah PR (pekerjaan rumah) kita,” pungkasnya.

Reporter : Ahmad Munif